Daftar Isi Artikel
- Pencarian yang Tak Lagi Sama
- Apa Itu AI Mode Google?
- Eksperimen Pertama: Tanya, Jawab, Diskusi
- Percakapan yang Berlanjut
- Di Balik Layar: Gemini dan Teknologi Generatif
- Fitur "Search Live": Pencarian Lewat Suara
- Pengalaman Visual yang Berbeda
- Siapa yang Bisa Mengakses AI Mode?
- Potensi vs Tantangan
- Kelebihan:
- Kekurangan:
- Masa Depan Pencarian Sudah Dimulai
- Epilog: Ketika Mesin Tak Lagi Sekadar Mencari
- FAQ: Tentang AI Mode dan Search Live
Pencarian yang Tak Lagi Sama
Margabagus.com – Bayangkan ini: Anda bangun pagi, membuka ponsel, dan seperti biasa membuka Google untuk mencari tahu sesuatu. Tapi kali ini ada yang berbeda. Sebuah ikon kecil bergelombang muncul di sisi kolom pencarian. Anda penasaran, mengetuknya, dan tiba-tiba… Google menyapa Anda. “Apa yang ingin Anda cari hari ini?”
Itulah pengalaman saya ketika pertama kali mencoba AI Mode, fitur baru Google Search yang tengah diuji terbatas. Ini bukan Google seperti biasanya. Ini adalah Google yang berbicara. Google yang menjawab. Google yang memahami bahwa saya tidak hanya butuh daftar tautan, tapi sebuah percakapan.
Apa Itu AI Mode Google?

Secara teknis, AI Mode adalah bagian dari fitur AI Overview milik Google. Fitur ini dikembangkan di bawah proyek Search Generative Experience (SGE) yang didukung oleh Gemini, model AI paling canggih dari Google saat ini. Bedanya, dalam AI Mode, Anda bisa berbicara langsung dengan mesin pencari menggunakan suara, lalu menerima jawaban yang bukan hanya satu paragraf, tapi seperti cuplikan artikel, dilengkapi referensi, link, bahkan tabel atau daftar ringkasan.
Singkatnya, ini bukan lagi pencarian keyword seperti yang kita kenal selama dua dekade terakhir. Ini adalah percakapan dengan mesin.
Eksperimen Pertama: Tanya, Jawab, Diskusi
Saya mulai dengan pertanyaan sederhana: “Laptop apa yang cocok untuk editing video dengan harga di bawah 15 juta rupiah?”
Biasanya, Google akan menampilkan daftar situs yang memuat review laptop, mungkin dari Tokopedia, Pricebook, atau blog teknologi. Tapi di AI Mode, jawabannya langsung disusun seperti ini:
- ASUS Vivobook 15 – RAM 16GB, prosesor AMD Ryzen 5, cocok untuk Adobe Premiere.
- HP Pavilion Aero – ringan, baterai tahan lama, performa cukup untuk video editing ringan.
- Acer Aspire 5 – punya port lengkap dan SSD cepat.
Tak hanya itu. Di bawah jawaban tersebut, saya menemukan opsi lanjutan: “Butuh untuk editing 4K?”, “Prioritaskan baterai atau performa?”, “Tampilkan pilihan dengan GPU dedicated.”
AI Mode tidak hanya menjawab. Ia mengajak saya berpikir lebih lanjut.
Baca artikel menarik lainnya: Google Veo 3: Ketika Kecerdasan Buatan Mulai “Menyutradarai” Film
Percakapan yang Berlanjut
Saya memutuskan melanjutkan dialog: “Bagaimana dengan yang paling kompatibel untuk Adobe Premiere?”
Google menjawab, masih dalam konteks yang sama, tanpa saya harus mengulang topik:
“Untuk Adobe Premiere Pro, Anda membutuhkan RAM minimal 16GB, prosesor multicore, dan sebaiknya GPU terintegrasi seperti NVIDIA MX450 atau setara. ASUS Vivobook dan HP Pavilion Aero memenuhi syarat ini, tapi untuk rendering lebih cepat, pertimbangkan Acer Nitro 5 dengan GTX1650.”
Saya terdiam sesaat. Ini bukan mesin pencari. Ini seperti asisten pribadi yang mengerti apa yang saya butuhkan bahkan sebelum saya selesai menjelaskan.
Di Balik Layar: Gemini dan Teknologi Generatif
Fitur AI Mode ini ditenagai oleh Gemini 1.5, model bahasa besar (LLM) milik Google yang bersaing langsung dengan GPT-4 dari OpenAI. Gemini mampu membaca, memahami, dan menyusun ulang informasi dari berbagai sumber sekaligus dalam waktu singkat.
Saat saya bertanya, Google tidak hanya mengambil satu sumber. Ia menyaring 10-15 artikel, merangkumnya, lalu menyusunnya ke dalam format yang mudah dicerna. Referensi juga tetap muncul di bawah, jadi kita tetap bisa klik untuk mengecek kebenarannya.
Inilah bentuk paling konkret dari search + AI + summarization engine yang selama ini hanya jadi wacana. Sekarang, sudah bisa dicoba langsung.
Fitur “Search Live”: Pencarian Lewat Suara
Satu fitur yang paling membuat saya terkesima adalah Search Live. Ini memungkinkan kita berbicara langsung, seperti ke Google Assistant, tapi dengan kecerdasan AI Gemini.
Contohnya:
Saya: “Tempat wisata tersembunyi di Bali yang masih alami?”
Google (dengan suara lembut): “Beberapa lokasi tersembunyi di Bali antara lain Pantai Nyang Nyang di Uluwatu, Air Terjun Sekumpul di Buleleng, dan Bukit Asah di Karangasem. Ingin tempat yang cocok untuk berkemah juga?”
Wow. Saya bisa menjawab “Ya, yang cocok untuk camping”, dan AI akan mempersempit pencarian dengan tetap menjaga konteks. Percakapan mengalir. Saya tak perlu lagi mengetik atau bolak-balik membuka tab.
Pengalaman Visual yang Berbeda
AI Mode juga menyajikan antarmuka baru. Jawaban ditampilkan dalam blok warna terang, dengan ikon atau gambar pendukung. Carousel produk muncul dengan deskripsi singkat dan rating. Ada juga semacam “ringkasan artikel” dari beberapa sumber jika topik yang dicari kompleks.
Contohnya, ketika saya mencari: “Apa perbedaan antara ChatGPT dan Gemini?”, tampilannya seperti:
- Asal-usul: ChatGPT dikembangkan oleh OpenAI, Gemini oleh Google DeepMind.
- Kelebihan: Gemini unggul di multimodal (gambar, video), ChatGPT unggul di kecepatan generasi teks.
- Versi Premium: ChatGPT Plus (GPT-4), Gemini Advanced (Google One).
Semua tersusun dalam kotak-kotak interaktif. Rapi, informatif, dan enak dilihat.
Baca juga artikel menarik lainnya: AI Agents Sudah Bisa Paham Kebiasaan Kita — Haruskah Kita Takut?
Siapa yang Bisa Mengakses AI Mode?
Sayangnya, hingga tulisan ini dibuat, fitur ini hanya tersedia di Amerika Serikat dan terbatas untuk pengguna Google One AI Premium. Untuk bisa mengaktifkannya, pengguna perlu mengakses Search Labs di aplikasi Google, lalu memilih “Search Generative Experience”.
Namun Google telah mengisyaratkan bahwa fitur ini akan diperluas ke negara lain dalam waktu dekat, termasuk Indonesia.
Potensi vs Tantangan
Pengalaman saya mencoba AI Mode benar-benar mengubah cara saya melihat “pencarian”. Tapi tentu saja, tidak semuanya sempurna:
Kelebihan:
- Jawaban cepat, menyeluruh, dan kontekstual.
- Minim hoaks karena referensi dirangkum dari sumber terpercaya.
- Nyaman digunakan dengan suara.
Kekurangan:
- Belum bisa menggantikan pencarian untuk hal sangat spesifik (misal jurnal ilmiah).
- Kadang terlalu menyederhanakan informasi penting.
- Jawaban bisa bias tergantung dataset.
Dan yang paling penting: Apa kabar situs-situs kecil yang selama ini bergantung pada trafik dari Google Search? Jika AI Mode sudah menjawab segalanya, akankah orang masih mengklik situs lain?
Masa Depan Pencarian Sudah Dimulai

Ilustrasi penggunaan AI Mode. Gambar ilustrasi menggunakan Microsoft Copilot
Kita sedang menyaksikan perubahan besar. Sejak lahirnya Google, kita diajarkan untuk mencari dengan “kata kunci”. Tapi dengan AI Mode, kita mulai mencari dengan “bahasa manusia”. Kita tidak lagi mengetik, tapi bercerita. Kita tidak lagi mencari, tapi berdiskusi.
Sebagai pengguna, ini adalah kemajuan yang luar biasa. Sebagai penulis konten? Mungkin ini adalah alarm untuk beradaptasi.
Epilog: Ketika Mesin Tak Lagi Sekadar Mencari
Saat saya mengakhiri sesi pencarian, Google menampilkan pertanyaan terakhir:
“Masih ada yang bisa saya bantu hari ini?”
Saya menutup aplikasi, tapi rasanya seperti baru saja selesai berbicara dengan seseorang yang sangat cerdas, penuh referensi, dan… tidak pernah lelah.
Kita sedang hidup di zaman ketika mesin pencari mulai berubah menjadi mitra berpikir. Dan percayalah, ini baru permulaan.